POLA HUBUNGAN RUANG (1)


A. PENGERTIAN
Bermacam-macam konfigurasi bentuk yang dapat dimanipulasi untuk membentuk suatu daerah atau volume ruang tersendiri, dan bagaiman pola-pola bentuk pejal dan kosong mempengaruhi kualitas visual dari ruang-ruang yang terbentuk. Beberapa bangunan sebenarnya terdiri dari beberapa ruang mandiri. Ruang-ruang tersebut pada umumnya tersusun atas sejumlah ruang yang berkaitan satu sama lain menurut fungsi, jarak, atau alur gerak. Jadi, pola hubungan ruang merupakan suatu konfigurasi bentuk yang membentuk suatu daerah yang mempengaruhi kualitas visual dengan cara-cara dasar menghubungkan ruang-ruang suatu bangunan satu sama lain dan diorganisir menjadi pola-pola bentuk dan ruang yang saling terkait.

B. JENIS HUBUNGAN RUANG
Pola hubungan ruang secara mendasar dapat dikelompokkan menjadi 4 bagian, yaitu:

1. Ruang di Dalam Ruang
Di dalam jenis hubungan ruang ini, ruang yang lebih besar berfungsi sebagai suatu daerah tiga dimensi untuk ruang kecil didalamnya. Agar konsep ini mudah dicerna, penting adanya suatu pembeda yang jelas dalam ukurandi antara kedua ruang,. Jika ruang yang di dalam berkembang ukurannya, ruang yang lebih besar akan mulai kehilangan artinya sebagai rbentuk ruang penutup. Jika ruang yang di dalam tadi terus diperluas, ruang sisa disekitarnya akan menjadi semakin tertekan untuk berfungsi sebagai ruang penutup. Ruang tersebut akan menjadi selaput tipis atau kulit di sekitar ruang yang dikandungnya, sehingga gagasan aslinya akan hilang
Untuk dapat lebih menarik perhatian, ruang yang di dalam dapat memanfaatkan wujud luarnya, tetapi diorientasikan dalam bentuk lain. Hal ini akan meniptakan suatu grid sekunder dan satu set ruang sisa yang dinamis di dalam ruang yang lebih besar.

Ruang yang didalm dapat juga berbeda bentuk dengan ruang pelingkupnya untuk memperkuat kesan sebagai volume yang mandiri. Perlawanan bentuk ini dapat menunjukkan suatu perbedaan fungsional antara kedua ruang atau melambangkan kepentingan ruang yang berada di dalam.

2. Ruang-Ruang yang Saling Berkaitan
Suatu hubungan ruang yang saling berkaitan dihasilkan dari overlapping dua daerah ruang dan membentuk suatu daerah ruang bersama. Jika dua buah ruang membentuk volume berkaitan, masing-masing ruang mempertahankan identitasnya dan definisinya sebagai suatu ruang. Tetapi hasil konfigurasi kedua ruang yang saling berkaitan akan tergantung kepada sejumlah penafsiran.

Bagian yang saling berkaitan dari dua buah volume dapat digunakan bersam secara seimbang dan merata oleh masing-masing ruang.

Bagian yang saling berkaitan dapat melebur dengan salah satu ruang dan menjadi bagian yang menyatu dari ruang tersebut.

Bagian yang saling berkaitan dapat mengembangkan integritasnya sebagai sebuah ruang yang berfungsi untuk menghubungkan kedua ruang aslinya.

3. Ruang-Ruang yang Bersebelahan
Bersebelahan adalah jenis pola hubungan ruang yang paling umum. Hal tersebut memungkinkan definisi yang jelas dan untuk fungsi masing-masing ruang menjadi jelas terhadap fungsi dan persyaratan simbolisnya. Tingkat kontinuitas visual maupun ruang yang terjadi antara dua ruang yang berdekatan akan tergantung pada sifat alami bidang yang memisahkan sekaligus menghubungkan keduanya.

Bidang pemisah dapat:
a. Membatasi pencapaian visual maupun fisik diantara dua ruang yang bersebelahan, memperkuat individualitas masing-masing ruang dan menampung perbedaan-perbedaan yang ada.
b. Muncul sebagai suatu bidang yang berdiri sendiri dalam volume ruang tunggal
c. Menjadi pembatas berupa baris kolom-kolom yang memberikan tingkat kontinuitas visual serta kontinuitas ruang yang tinggi di antara dua buah ruang
d. Seolah terbentuk dengan sendirinya dengan adanya perubahan ketinggian lantai atau material permukaan atau teksturnya di antara kedua ruang. Contoh ini dapat diartikan sebagai suatu volume ruang tunggal yang terbagi menjadi dua daerah yang berhubungan.

4. Ruang-Ruang Dihubungkan oleh Sebuah Ruang Bersama
Dua buah ruang yang terpisah oleh jarak dapat dihubungkan atau dikaitkan satu sama lain oleh ruang ketiga yaitu ruang perantara. Hubungan visual dan hubungan keruangan antara kedua ruang tergantung pada sifat ruang ketiga digunakan bersama-sama.

Ruang perantara dapat berbeda dalam bentuk dan orientasi dari kedua ruang lainnya untuk menunjukkan fungsinya sebagai penghubung. Kedua ruang, seperti juga ruang perantaranya dapat setara dalam wujud dan ukuran dan membentuk serangkaian ruang-ruang linier.

Ruang perantara dapat berbentuk linier untuk menghubu8ngkan kedua ruang yang berjarak, atau menghubungkan seluruh rangkaian ruang-ruang yang tidak mempunyai hubungan langsung satu sama lain.

Ruang perantara yang cukup besar, dapat menjadi ruang yang dominan dalam hubungannya dengan ruang-ruang lain dan mampu mengorganisir sejumlah ruang yang terkait.

Bentuk ruang perantara dapat terjadi dengan sendirinya atau ditentukan oleh bentuk dan orientasi dari kedua ruang yang terkait.


0 komentar:

Posting Komentar