POLA HUBUNGAN RUANG (3)


2. Pola Linier
Pola linier pada dasarnya terdiri dari sederetan ruang. Ruang-ruang ini dapat berhubungan secara langsung satu dengan yang lain atau dihubungkan melalui ruang linier yang berbeda dan terpisah.

Pola linier biasanya terdiri dari ruang-ruang yang berulang, serupa dalam hal ukuran, bentuk, dan fungsi. Pola ini juga dapat terdiri dari ruang linier tunggal yang menurut panjangnya mengorganisir sederetan ruang-ruang sepanjang bentangnya yang berbeda ukuran, bentuk, atau fungsi. Dalam kedua kasus di atas, tiap-tiap ruang di sepanjang rangkaian tersebut memiliki hubungan dengan ruang luar.

Ruang-ruang yang secara fungsional atau simbolis penting keberadaannya terhadap organisasi dapat terjadi di manapun sepanjang rangkaian linier dan kepentingannya ditegaskan oleh ukuran maupun bentuknya. Kepentingan juga dapat ditekankan menurut lokasinya:
a. Pada ujung rangkaian linier
b. Keluar dari organisasi linier
c. Pada titik-titik belok bentuk linier yang terpotong-potong.

Karena panjang karaternya, organisasi linier menunjukkan suatu arah, dan menggambarkan gerak, perluasan dan pertumbuhan. Untuk membatasi pertumbuhannya, organisasi-organisasi linier dapat dihentikan oleh suatu bentuk atau arah ruang yang dominan, dengan adanya tempat masuk yang menonjol dan tegas, atau penggabungan dengan bentuk bangunan lain atau karena keadaan topografi tapaknya.

Bentuk organisasi linier bersifat fleksibel dan dapat menanggapi terhadap bermacam-macam kondisi tapak. Bentuk ini dapat disesuaikan dengan adanya perubahan-perubahan topografi, mengitari suatu badanair atau sebatang pohon, atau mengarahkan ruang-ruangnya untuk memperoleh sinar matahari dan pemandangan. Bentuknya dapat lurus, bersegmen, atau melengkung. Konfigurasinya dapat berbentuk horizontal sepanjang tapaknya, diagonal menaiki suatu kemiringan atau berdiri tegak seperti menara.

Bentuk pola linier dapat berhubungan dengan bentuk-bentuk lain di dalam lingkupnya dengan:
a. Menghubungkan dan mengorganisir bentuk-bentuk di sepanjang bentangnya
b. Berfungsi sebagai dinding atau penahan untuk memisahkan ruang menjadi daerah yang berbeda
c. Mengelilingi dan melingkupi bentuk-bentuk ke dalam sebuah daerah ruang.

Bentuk-bentuk lengkung dan bersegmen pada pola linier melingkupi daerah ruang eksterior pada sisi cekungnya dan mengarahkan ruang-ruangnya menghadap ke pusat daerah. Pada sisi cembungnya, bentuk-bentuk ini tampak menghadang dan memisahkan ruang dihadapannya terhadap lingkungannya.

3. Pola Radial
Pola radial memadukan unsur-unsur baik terpusat maupun linier. Pola ini terdiri dari ruang pusat yang dominan di mana sejumlah organisasi linier berkembang menurut arah jari-jarinya. Apabila suatu pola terpusat adalah sebuah bentuk yang introvert yang memusatkan pandangan ke dalam ruanmg pusatnya, maka sebuah pola radial adalah sebuah bentuk yang ekstrovert yang mengembang keluar lingkupnya. Dengan lengan-lengan liniernya, bentuk ini dapat meluas dan menggabungkan dirinya pada unsur-unsur atau benda-benda tertentu pada tapaknya.

Seperti pada pola-pola terpusat, ruang pusat pada suatu organisasi radial pada umumnya berbentuk teratur. Lengan-lengan linier di mana ruang pusat menjadi porosnya, mungkin mirip satu sama lain dalam hal bentuk dan panjang dan mempertahankan keteraturan bentuk organisasi secara keseluruhan.

Lengan-lengan rdialnya juga dapat berbeda satu sama lain untuk menanggapi kebutuhan-kebutuhan individu akan fungsi dan konteksnya.

Variasi tertentu dari pola organisasi radial adalah pola baling-baling di mana dengan lengan-lengan liniernya berkembang dari sisi sebuah ruang pusat berbentuk segi empat atau bujur sangkar. Susunan ini menghasilkan suatu pola dinamis yang secara visual mengarah kepada gerak berputar mengelilingi ruang pusatnya.


0 komentar:

Posting Komentar