POLA HUBUNGAN RUANG (4) selesai


4. Pola Kelompok (Cluster)
Pola dalam bentuk kelompok atau “cluster” mempertimbangkan pendekatan fisik untuk menghubungkankan suatu ruang terhadap ruang lainnya. Sering kali pola ini terdiri dari ruang-ruang selular yang berulang yang memiliki fungsi-fungsi sejenis dan memiliki sifat visual yang umum seperti wujud dan orientasi. Sebuah pola kelompok juga dapat menerima di dalam komposisinya, ruang-ruang yang berlainan ukuran, bentuk, dan fungsinya, tetapi berhubungan satu sama lain berdasarkan penempatan atau alat piñata visual seperti kesimetrian atau sebuah sumbu. Karena polanya tidak berasal dari konsep geometri yang kaku, bentuk suatu organisasi kelompok bersifat fleksibel dan dapat menerima pertumbuhan dan perubahan langsung tanpa mempengaruhi karakternya.

Ruang-ruang kelompok atau “cluster” dapat diorganisir terhadap suatu titik tempat masuk ke dalam bangunan atan sepanjang alur gerak yang melaluinya. Ruang-ruang dapat dikelompokkan berdasarkan luas daerah atau volume ruang tertentu. Pola ini serupa dengan organisasi terpusat, tetapi kurang dalam hal kepadatan dan keteraturan geometri akhirnya. Ruang-ruang suatu organisasi kelompok juga dapat dimasukkan dalam suatu daerah atau volume ruang yang telah terbentuk.

Karena tidak adanya tempat utama di dalam pola organisasi berbentuk kelompok, maka tingkat kepentingan sebuah ruang harus ditegaskan lagi melalui ukuran, bentuk, atau orientasi di dalam polanya.

Kondisi simetris atau aksial dapat dipergunakan untuk memperkuat dan menyatukan bagian-bagian suatu organisasi kelompok dan membantu menegaskan pentingnya suatu ruang sekelompok ruang atau di dalam organisasi ini.
5. Pola Grid
Pola grid terdiri dari bentuk-bentuk dan ruang-ruang di mana posisinya dalam ruang dan hubungan antar ruang di atur oleh pola atau bidang grid tiga dimensi.

Sebuah grid diciptakan oleh dua pasang garis sejajar yang tegak lurus yang membentuk sebuah pola titik-titk teratur pada pertemuannya. Apabila diproyeksikan dalam dimensi-ketiga, maka pola grid berubah menjadi satu set unit ruang modular berulang.

Kekuatan yang mengorganisir suatu grid dihasilkan dari keteraturan dan kontinuitas pola-polanya yang meliputi unsur-unsur yang diorganisir. Pola-pola ini membuat menjadi satu set atau daerah titik-titik dan garis-garis referensi yang stabil dalam ruang di mana ruang-ruang organisasi grid daerah yang walaupun berbeda dalam hal ukuran, bentuk, atau fungsinya, dapat membagi hubungan bersama.

Suatu grid di dalam arsitektur paling sering dibangun oleh system struktur rangka dari kolom dan balok. Dalam daerah grid ini, ruang-ruang dapat terbentuk sebagai beberapa daerah terisolir atau sebagai pengulangan modul grid. Tanpa melihat penempatannya dalam suatu daerah, ruang-ruang ini, jika dipandang sebagai bentuk-bentuk positif, akan menciptakan set kedua berupa ruang-ruang negatif.

Grid dapat dimanipulasi untuk menyesuaikan sebuah bentuk grid terhadap tapaknya, menetapkan tempat masuk atau ruang luar, memungkinkan pertumbuhan dan perluasan.

Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan khusus mengenai dimensi ruang-ruangnya atau untuk menegaskan daerah ruang untuk sirkulasi atau pelayanan, suatu grid dapat dibuat tidak teratur dalam satu atau dua arah. Perubahan dimensi ini akan menimbulkan suatu hirarki modul-modul yang dibedakan oleh ukuran, proporsi, dan lokasinya.

Sebuah grid dapat mengalami perubahan-perubahan bentukyang lain. Bagian-bagian grid dapat bergeser untuk mengubah kontinuitas visual maupun kontinuitas ruang melampaui daerahnya. Pola grid dapat diputus untuk membentuk ruang utama atau menampung bentuk-bentuk alami tapaknya. Sebagian dari grid dapat dipisahkan dan diputar terhadap sebuah titik dalam pola dasarnya. Lewat dari daerahnya, grid dapat mrngubah kesannya dari suatu pola titik ke garis, ke bidang dan akhirnya ke ruang.


0 komentar:

Posting Komentar